Indera keenam atau insting merupakan pemikiran yang tiba-tiba muncul dari lubuk hati dan dapat berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan. Sulit dijelaskan secara logis, namun menariknya ada penjelasan ilmiah tentang bagaimana indra keenam berinteraksi dengan otak dalam mempengaruhi keadaan mental dan perilaku seseorang.
Bukan penemuan baru sebenarnya. Sejak awal 1990-an, banyak penelitian telah melihat hubungan antara pencernaan dan otak. Sebenarnya, tidak berlebihan untuk menyebut usus sebagai “otak kedua” yang memengaruhi cara seseorang bertindak.
Penjelasan biologis dari indra keenam
Tim yang dipimpin oleh Diego Bohórquez, Ph.D., berpendapat bahwa komunikasi antara otak dan pencernaan jauh lebih cepat dan lebih langsung daripada yang dipahami sebelumnya.
Dasarnya adalah penelitian sebelumnya bahwa sel-sel sensorik di dinding perut memiliki serabut saraf seperti sinapsis. Tim kemudian memodifikasi virus rabies agar bisa dideteksi dan memancarkan cahaya.
Jadi jika otak mendapat sinyal sementara perut akan merasa kenyang dalam hitungan menit hingga jam, ia bisa melakukannya lebih cepat. Hanya dalam hitungan detik. Mengingat kecepatan informasi yang dikirim ke otak, ini dapat dibandingkan dengan cara kerja indra keenam atau firasat.
Dari mana indra keenam berasal?
Semua sensasi yang muncul ketika indra keenam dibisikkan kembali berkaitan dengan hubungan antara otak dan pencernaan. Itulah sebabnya ketika seseorang merasa cemas atau takut, biasanya ada rasa sakit di perut atau mual. Ini disebut firasat. Selain itu, berikut adalah beberapa penjelasan dari mana indra keenam berasal:
Proses otak
Intuisi ini datang dengan cepat dan berpura-pura mengevaluasi tindakan nonverbal dan emosional. Bahkan ada kemungkinan bahwa indra keenam ini merupakan bagian dari fungsi normal otak sehari-hari.
Ketika seseorang aktif, otak mengumpulkan dan memproses data sensorik dari lingkungan. Otak melakukan proses ini secara otomatis untuk memetakan langkah mana yang perlu diambil.
Terkadang keputusan dibuat oleh indra keenam tanpa alasan yang jelas. Alih-alih menjadi mistis, ini lebih berkaitan dengan bagaimana otak membuat keputusan berdasarkan pengamatan bawah sadar.
Pengalaman
Adanya pengalaman selama ini juga mempengaruhi ramalan atau indra keenam yang muncul. Bahkan, ini juga termasuk pengalaman yang mungkin tidak sepenuhnya segar di benak Anda.
Sebuah penelitian pada tahun 2016 menunjukkan hal ini. Peserta diminta untuk melihat layar saat titik bergerak ke sisi kanan atau kiri layar. Pada saat yang sama, gambar juga diberikan untuk membangkitkan emosi positif dan negatif.
Peserta hanya melihat gambar dengan satu mata melalui kaca stereoskop. Ini adalah alat yang memungkinkan peserta untuk melihat melampaui kesadaran mereka.