Dikala menaiki gunung, Kamu regu botol minum ataupun waterpack atau waterbladder? Lebih senang membawa yg mana?
Kalau saya team water bladder tetapi senantiasa membawa botol minum buat persediaan air minum. Apapun pilihannya yg berarti harus membawa air minum yes, inget kamu bukan onta yg menaruh persediaan air.
Saya seneng bgt gunakan water bladder karna gampang, sembari jalur dapat senantiasa minum tak butuh menyudahi utk ambil botol kemudian masukin lagi serta lain lain. Water Bladder yg saya membawa umumnya 1, 5ltr– 2 ltr maklum saya gemar bgt minum air putih, serta tak terdapat tuh sejarahnya yg bilang dikala menaiki gunung“ janganlah banyak minum air esok berat tubuhnya” hellaaww sepanjang sedang beranjak, berkeringat, berkemih, air yg diminum tak hendak buat tubuh lu kian berat kenapa serta minum air putih itu amat segar segar segar, jadi sepanjang pendakian janganlah berat kaki minum yes.
Kalau Letih, Betul Rehat!! Kadangkala terdapat benernya pula sih yg temen saya@petualang_sosmed bilang, menaiki gunung itu terdapat 3 perihal, Raga, Psikologis serta lebihnya merupakan Gengsi. bener tak?? Hahaha.. Terdapat yg melepaskan durasi istirahatnya diburu- buru ataupun apalagi dihilangkan karna gengsi ia lebih kokoh, ataupun yg lain lebih kokoh janganlah hingga ia takluk dengan yg lain serta bla bla bla bla..
Untuk saya sih naik gunung itu bukan pertandingan, saya tak senang menaiki dengan diburu- buru karna wajib hingga pucuk, wajib ini itu, tetapi kalau diburu- buru karna alibi safety, saya sepakat.
Yang nyata, sebagian orang dapat takluk di dini mulai dikala menaiki, karna kurang ingat istirahat, maksain jalur lalu kesimpulannya daya habis dikala diawal, melainkan kalau telah mengerti raga sendiri serta terlatih
Rehat itu lezat loh, kala letih berjalan perkenankan badan menyudahi buat memuat balik energi yg telah dipakai, minum, makan makanan kecil, ataupun sembari potret- potret, menikmati panorama alam pula dapat melenyapkan sedikit letih.
Kemudian mengapa wajib segera bersaingan hingga pucuk duluan sedangkan bukan lagi berkompetisi adu kecekatan?
“ Sering- kali banyak perihal bagus yg dapat ditemui dikala di rute pendakian, bukan cuma dikala di pucuk– karna memanglah melampaui suatu cara itu jauh lebih jauh serta bercorak dari kala datang di tujuan” IMHO tetapi memanglah kala dapat menikmati hasil seluruh terbayarkan.. Serta senantiasa hendak balik lagi ke cara, karna tanpa cara tidak hendak terdapat hasil.
Okay, jadi kalau sedemikian itu kamu regu yang mana? Pengejar tujuan? Ataupun penikmat cara?